dahulu orang malas sekali berdebat. perdebatan menjadi barang yang sangat langka. orang indonesia terkenal dengan sifat "tidak enak-an" kepada orang lain. meskipun merasa ada yang salah dengan seseorang kita lebih memilih diam saja. merasa tidak enak dan takut menyinggung bila mengungkapkan kesalahan orang tersebut. biarlah, tak mengapa fikir kita. bila ada perdebatan, hampir bisa dipastikan itu didalam sebuah forum resmi. minimal dilakukan oleh para pakar dan ahlinya. masyarakat awam merasa tabu untuk berdebat.
namun saat ini semua seolah berubah. perdebatan dan adu argumentasi marak dimana-mana. khusunya di media sosial dan forum-forum virtual. perdebatan bisa tentang apa saja yang mungkin di debatkan. pakaian artis saat manggung, pasangan barunya, film barunya, atau cara presiden berjabat tangan, berjalan, bertemu dengan siapa, bisa juga perdebatan antar golongan, antar pemeluk agama atau anggota ormas, dan masih banyak lagi perdebatan-perdebatan yang penting maupun tidak penting lainnya. sepertinya kini masyarakat tidak tahan untuk menyimpan ketidak sukaan atau ketidaknyamanan. mereka merasa perlu melontarkan suara ketidak setujuan bila merasa sesuatu diluar kemauannya.
sejatinya debat atau diskusi adalah sesuatu yang baik. berdebat melatih nalar dan daya kritis kita akan sesuatu. sehingga kita dapat terus memperbaiki diri menjadi lebih baik. namun saat ini lebih banyak debat yang tidak bermutu daripada debat yang bermutu.banyak perdebatan yang justru mengarah kepada hal yang negative : saling benci, saling merasa benar, dan meyalahkan yang lain dan sebagainya. banyak hal yang menyebabkan debat menjadi tidak baik. salah satunya adalah timbulnya kesesatan berlogika ketika berdebat. sesat logika adalah kesalahan dalam membentuk dan menyampaikan argumentasinya. bentuknya bisa mbermacam-macam. namun ada dua yang seringkali muncul saat ini. atau istilah nya kekinian.